Setiap orang memiliki panggilan hidupnya masing-masing. Namun tidak semua berani menjawabnya. Mengikuti panggilan Tuhan sering kali berarti keluar dari zona nyaman dan melangkah ke arah yang belum pasti. Tapi justru di situlah iman diuji dan karakter dibentuk.
1. Panggilan Bukan Selalu Nyaman
Banyak tokoh besar dalam Alkitab dipanggil Tuhan untuk tugas yang berat—Musa memimpin bangsa Israel, Yunus diutus ke Niniwe, dan Maria menerima kabar luar biasa sebagai ibu Yesus. Tidak ada dari mereka yang langsung merasa siap, tapi mereka taat.
2. Tanda-Tanda Panggilan
Tuhan bisa berbicara lewat berbagai cara: dorongan dalam hati, firman yang relevan, situasi hidup, atau bahkan orang lain. Hati yang peka dan terbuka penting agar kita bisa menangkap arah-Nya. Kadang, Tuhan tak berbicara dengan suara keras, tapi lewat keheningan yang menegur.
3. Tak Perlu Menunggu Sempurna
Tuhan tidak menunggu kita sempurna untuk mulai menggunakan kita. Ketaatan lebih penting daripada kesempurnaan. Banyak orang ragu karena merasa belum cukup baik, padahal Tuhan justru memakai kelemahan kita untuk menunjukkan kuasa-Nya.
4. Iman yang Membawa Aksi
Iman bukan hanya percaya di hati, tapi juga melangkah dalam ketaatan. Ketika kita melangkah, Tuhan yang menyediakan. Jalan mungkin tak selalu mulus, tapi damai sejahtera-Nya akan menyertai setiap keputusan yang kita ambil bersama-Nya.
5. Jangan Takut Gagal
Takut gagal adalah penghalang besar dalam mengikuti panggilan. Tapi ingat, Tuhan berjalan bersama, bukan hanya di garis akhir, tapi juga di prosesnya. Kegagalan bisa menjadi bagian dari pelatihan iman.
Langkah Kecil, Taat Besar
Jangan tunda panggilan Tuhan hanya karena takut. Mulailah dari yang kecil—berani berkata “ya”, berani bergerak. Tuhan tak butuh kita tahu semuanya, Dia hanya butuh kita bersedia melangkah bersama-Nya.