Persaudaraan sejati dalam Kristus bukan sekadar pertemanan biasa atau hubungan yang dibangun karena kesamaan minat. Ini adalah ikatan spiritual yang didasarkan pada kasih, pengampunan, dan kerendahan hati seperti yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi… Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.” Ayat ini menegaskan bahwa kasih adalah fondasi utama dari persaudaraan sejati di antara umat percaya.
Persaudaraan yang dibangun dalam Kristus berarti saling menopang dalam doa, saling menguatkan saat menghadapi pencobaan, dan saling menegur dalam kasih ketika ada yang menyimpang. Ini bukan tentang siapa yang lebih suci atau lebih benar, tetapi tentang berjalan bersama menuju Kristus dengan rendah hati.
Dalam gereja, komunitas sel, atau persekutuan kecil, kita bisa mulai membangun hubungan yang lebih dalam—bukan hanya sekadar hadir bersama, tetapi benar-benar hadir untuk satu sama lain. Ketika ada masalah, kita diajak untuk tidak menghakimi, melainkan mengulurkan tangan. Ketika ada sukacita, kita diajak untuk bersukacita bersama.
Persaudaraan dalam Kristus juga menuntut keberanian untuk terbuka dan menerima orang lain apa adanya, karena kita semua adalah manusia yang sedang diproses oleh Tuhan. Di tengah dunia yang makin individualis, persaudaraan seperti ini menjadi kesaksian hidup yang nyata.
