Setiap manusia pernah berada di titik terendah—di mana air mata tak terbendung, doa terasa hampa, dan hidup seolah kehilangan arah. Namun dalam kekelaman itu, ada satu suara lembut yang tidak pernah pergi: suara kasih Tuhan yang terus memanggil, memulihkan, dan menguduskan.
Kehancuran bukan akhir. Dalam iman, justru di sanalah awal dari pemulihan dimulai.
1. Hancur Bukan Berarti Gagal Selamanya
Sering kali kita merasa hancur karena kesalahan masa lalu, luka yang belum sembuh, atau kegagalan yang memalukan. Tapi Tuhan tidak melihat kita seperti dunia melihat. Ia melihat potensi di balik puing-puing hidup kita. Dalam Mazmur 34:18 dikatakan, “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.”
2. Proses Kudus Dimulai dari Kehancuran
Menguduskan bukan berarti menyempurnakan seketika. Itu adalah proses lembut namun tegas yang dilakukan Tuhan atas orang-orang yang mau dibentuk. Ia tidak mencintai versi “sempurna” dari kita, melainkan menerima dan membentuk versi kita yang paling rapuh.
Dalam Yeremia 18, Allah digambarkan sebagai Penjunan, dan kita sebagai tanah liat. Ketika bejana itu rusak, Ia membentuknya kembali menjadi bejana lain, sesuai kehendak-Nya.
3. Tuhan Tidak Pernah Menyerah Padamu
Bahkan ketika kamu menyerah pada dirimu sendiri, Tuhan tetap tinggal. Kasih-Nya tidak bersyarat. Ia sabar, penuh belas kasihan, dan tidak cepat menolak. Kita mungkin menghakimi diri sendiri, tapi Tuhan menanti untuk mengangkat kita kembali.
Ingat: Yesus memeluk Petrus yang menyangkal-Nya. Ia memanggil kembali Daud yang jatuh dalam dosa. Ia menyambut kembali anak yang hilang—bukan dengan hukuman, tapi dengan pelukan.
4. Dari Luka Menjadi Kesaksian
Setiap luka yang dipulihkan oleh Tuhan akan menjadi kesaksian yang menguatkan orang lain. Proses dari hancur menjadi kudus bukan sekadar pemulihan pribadi, tapi juga menjadi jalan untuk menghadirkan terang bagi sesama.
Kesimpulan:
Kamu mungkin merasa hancur sekarang, tapi Tuhan melihat dirimu yang baru sedang dibentuk. Ia belum selesai bekerja dalam hidupmu. Jangan menyerah, karena Tuhan tidak akan pernah menyerah padamu. Dalam tangan-Nya, yang rusak bisa menjadi indah, dan yang hancur bisa menjadi kudus.